Senin, 22 April 2013

Membeli ikan segar di tempat pelelangan ikan Banyutowo, Pati, Jawa Tengah

Dikatakan bahwa ada tempat di pantai utara Jawa, di mana kesulitan mendapatkan air tawar karena seluruh daerah air payau. Hanya ada sumur air manis dan kemudian daerah di mana sumur dijuluki banyutowo (banyu: air, Towo: hambar). Banyutowo adalah sebuah desa di distrik Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Banyutowo adalah sebuah desa pesisir yang merupakan tempat transit bagi kapal-kapal dari daerah lain. Terletak sekitar 36 kilometer sebelah utara kota Pati, Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Desa Banyutowo Dukuhseti, yang dikenal sebagian pria petualang perempuan blasteran fantastis sebagai penghasil Jawa, Portugis, dan Cina. Mayoritas penduduk desa adalah nelayan subsisten, pembudidaya ikan, dan pedagang ikan.Majority Kristen Protestan, dan Islam. Di desa ini terdapat dua gereja dan sebuah mesjid. Namun, toleransi antar umat beragama dapat terjaga dengan baik. Pengolahan ikan asin industri kecil juga ditemukan di sana. Ponds ada digunakan untuk mengawetkan ikan atau udang.


Pelabuhan Perikanan yang dibangun di Banyutowo sebagai tempat berlabuh kapal-kapal nelayan dan dermaga, berlabuh kapal nelayan dapat melakukan berbagai aktivitas misalnya untuk pendaratan ikan, persediaan memuat, istirahat. Sehingga sarana atau fasilitas pelabuhan perikanan utama seperti bongkar muat dermaga. Banyutowo Pangkalan Pendaratan Ikan dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan (TPI) dan pasar ikan untuk menampung dan mendistribusikan hasil tangkapan yang baik diambil oleh laut atau jalan.

Lelang merupakan kegiatan ikan di pelelangan ikan dalam rangka untuk mendamaikan antara penjual dan pembeli sehingga ikan tawar-menawar harga mereka setuju. Secara tradisional setelah nelayan menangkap ikan mendapatkan hasil, mereka kemudian mencoba untuk menjual dirinya kepada konsumen lokal melalui barter atau dengan nilai tertentu untuk uang. Kegiatan ini tidak diatur dan tidak efisien dan tidak produktif, kualitas ikan tidak dipertahankan sehingga harga ikan cenderung menurun. Pengembangan lainnya adalah upaya yang telah mengubah pemasaran ikan dari sistem penjualan ikan itu sendiri - sendiri lelang sistem penjualan ikan dan terorganisir. Ini akan sangat menguntungkan karena harga tidak ditentukan oleh pembeli dan kualitas ikan dapat dipertahankan serta harga jual yang diperoleh oleh nelayan menjadi lebih besar. Melihat kenyataan ini, lelang akhirnya menjadi kebutuhan nelayan.





3 komentar:

  1. silahkan kasih comment saudara

    BalasHapus
  2. apik lek,,,, salam sejahtera,,, hehe
    (admin)

    BalasHapus
  3. weh... pas ada pelelangan ikan ... beruntung..
    setiap saya kesana kok sepi..

    BalasHapus